Mitos Bepergian Dengan Obor

Basisdata Tradisi Lisan
DATA
Nama Tradisi Lisan
Mitos Bepergian Dengan Obor
Kategori
Mitos
Etnis Penutur
Sunda
Medium Penyajian
Tutur Lisan
Komponen Tokoh atau Pelaku
Masyarakat Kampung Kuta
Deskripsi

Lamun indit-inditan kudu mawa obor, ungkapan ini dapat diartikan jika masyarakat kampung kuta ingin bepergian khususnya pada malam hari, diwajibkan untuk membawa obor. Ungkapan ini biasanya ditujukan kepada orang yang akan menjemput paraji (dukun beranak). Dalam masyarakat kampung Kuta terdapat mitos kepercayaan bahwa orang yang menjemput paraji biasanya diikuti oleh makhluk halus pengganggu seperti kuntilanak yang bertujuan mengganggu wanita sedang hamil dan akan melahirkan. Mitos tersebut dipercaya dan berkembang menjadi sebuah cerita dimana jika seorang paraji tidak diantar jemput dengan membawa obor, makhluk halus yang mengganggu akan menyamar menjadi paraji dan membuat malapetaka pada bayi. 
Membawa obor bertujuan selain menerangi jalan karena keadaan alam kampung Kuta yang banyak dirimbuni pepohonan membuat suasana malam sangat gelap, juga diperuntukan untuk mengusir makhluk halus, karna obor berhubungan dengan api dan cahaya yang ditakuti oleh makhluk halus. Selain menggunakan obor, untuk menjaga bayi jika akan bepergian ke luar rumah, para bayi biasa dicoretkan abu arang pada keningnya dengan harapan bisa terhindar dari makhluk halus karena arang masih berhubungan dengan api, sama halnya dengan ibu hamil yang membawa obat nyamuk yang dibakar untuk bepergian.
Diluar mitos dan kepercayaan masyarakat yang beredar, alasan membawa obor saat bepergian adalah agar selamat saat di perjalanan terutama saat melewati jalan yang gelap, dan alasan mengapa paraji harus diantar jemput dikarenakan umur paraji yang biasanya sudah tua dan perlu untuk didampingi saat berjalan di kegelapan.

Kecamatan
Tambaksari
Kabupaten
Ciamis
Propinsi
Jawa Barat