![](https://sidakerta.kemdikbud.go.id/sdk/assets/attachment/icon/icon3indonesia.jpg)
Tale haji merupakan tradisi untuk mengantar seseorang yang akan pergi menunaikan ibadah haji di Mekkah. Calon jamaah haji dahulu kala, menempuh perjalanan berat dengan berjalan kaki mendaki Bukit Barisan, menunggang kuda untuk sampai ke pelabuhan dan membutuhkan waktu tiga bulan untuk sampai ke Mekkah dengan menumpang kapal. Ibadah haji adalah peristiwa luar biasa bagi masyarakat Kerinci ratusan tahun lalu. Sebelum berangkat haji dilakukan doa-doa sebelum keberangkatan haji.
Prosesi doa yang diawali kenduri dan kumpulnya pemuka adat serta kerabat dan tetangga. Prosesi tradisi tale naik haji dimulai dengan kenduri untuk mengumumkan niat ibadah haji seseorang kepada keluarga dan tetangga.
Setelah kenduri dilakukan, maka secara bergiliran dari keluarga mengundang seseorang yang ingin berangkat haji, untuk mengikuti prosesi tale naik haji atau ditalekan. "Tale ini dilakukan terus menerus sampai keberangkatan. Saat waktu keberangkatan tiba, semua keluarga dan tetangga akan berkumpul di masjid untuk melepas kepergian, biasanya dihadiri pemuka adat seperti Depati dan Ninik Mamak. Setelah pelepasan resmi dilakukan, semua orang turut mengiringi seseorang yang ingin berangkat haji dengan lantunan syair tale.
Tradisi Tale Haji memiliki beberapa fungsi diantaranya untuk mendoakan keselamatan orang yang akan melaksanakan haji. Selain itu sebagai ungkapan rasa sedih melepas keberangkatan sanak saudara yang akan melaksanakan ibadah haji. Lalu sebagai ungkapan rasa kasih sayang sanak saudara yang akan melaksanakan ibadah haji. Selanjutnya sebagai perantara perpisahan antara yang ditinggalkan dengan yang akan berangkat melaksanakan ibadah haji. Terakhir menghibur tuan rumah yang akan ditinggalkan oleh orang yang melaksanakan ibadah haji.