Pada tahun Caka 1100 atau 1178 Masehi Mpu Kuturan yang juga bergelar Raja Kerta mendirikan beberapa buah Pura di Bali, diantaranya Pura Dalem Kahyangan Kedaton yang merupakan Pura Penyungsungan jagat. Pura tersebut terletak di Desa Kukuh sekarang. Adapun yang berkuasa di Bali saat itu adalah Raja Sri Masuli yang memerintah tidak kurang selama 77 tahun.
Sumber lain yang berasal dari Puri Canang Sari juga menyebutkan bahwa pada waktu Sira Dalem turun dari Majapahit yang diiringi oleh para Arya Sentong menuju Nusa Penida membuat tempat semadi di Puncak Mundi. Pada saat itu Nusa Penida diperintah oleh I Bendesa. Untuk selanjutnya Beliau melanjutkan perjalanan Tirtha Yatra dengan Arya Sentong dan I Bendesa. Pada saat kepergiannya, Ayahhanda Beliau memberikan penegasan bahwa tempat – tempat yang akan di tempati haruslah di Kukuh. Setibanya di Bali, Ida Ratu Ngurah Made Sakti mendirikan Pesraman di Marga.
Pada waktu ada upacara karya Agung Panileman di Marga, abu jenazah leluhurnya harus dibuang ke laut, dan yang boleh memimpin jalannya upacara tersebut hanyalah I Gusti Nengah Tabanan. Jauhnya perjalanannya menuju laut menyebabkan perjalanan dilanjutkan keesokan harinya , sehingga rombongan haruslah bermalam ditempat itu lagi.
Disinilah I Gusti Nengah Tabanan sangat tertarik dengan keindahan alamnya yang asri. Atas restu ayahandanya Beliau diizinkan untuk menetap di Desa Kukuh.