Pada suatu pagi yang cerah, burung Ruwai mengajak burung Bubut hinggap di atas bukit. Mereka berdua membuat kesepakatan tentang wilayah kekuasaan dimana burung Bubut menguasai hutan muda sedangkan burung Ruwai menguasai hutan tua. Sebagai tanda kesepatakan ini mereka akan saling mewarnai bulu masing-masing. Setelah sepakat, mereka menuju hutan tua untuk memberikan warna bagi burung Ruwai, penguasa hutan tua. Burung Bubut sangat pandai dalam melukis sehingga bulu burung Ruwai terlihat sangat bagus. Burung Ruwai yang merasa tidak pandai melukis, mengajak burung Bubut pergi ke hutan muda dengan alasan bulu Bubut harus diwarnai di wilayah miliknya. Mereka berdua berangkat ke hutan muda hingga sampai di tepi jurang dekat jalan dan burung Ruwai segera melukis bulu burung Bubut. Burung Ruwai yang merasa tidak bisa melukis mencari cara agar bisa lari dari tanggung jawab. Burung Ruwai berkata bahwa ia mendengar suara orang sehingga mengajak burung Bubut berlari. Saat berlari, burung Ruwai menumpahkan cat berwarna merah ke bulu Bubut. Hal ini membuat burung Bubut marah. Burung Bubut bersumpah bila burung Ruwai ke hutan bawas maka burung Ruwai akan mati. Mendengar hal tersebut, burung Ruwai juga bersumpah jika burung Bubut kehutan tua maka burung Bubut juga akan mati. Kisah ini menjadi legenda dimana jika burung Ruwai dan burung Bubut melanggar perjanjian maka akan terjadi kematianantara mereka akibat sumpah yang diucapkan.Cerita rakyat ini tidak banyak diketahui oleh anak-anak sekarang karena sudah jarang dituturkan dari orang tua kepada anaknya. Upaya pewarisan tradisi ini sudah mulai dilakukan yaitu dengan memasukkan tradisi lisan dalam pelajaran mulok di sekolah.