![](https://sidakerta.kemdikbud.go.id/sdk/assets/attachment/icon/icon3indonesia.jpg)
Bujakng Ampol dikenal sebagai pemuda yang pemalas, pemabuk dan penjudi. Kedua orang tuanya yang khawatir dengan sikap Bujakng Ampol berencana mencarikan jodoh agar ia belajar bertanggung jawab dan sifat buruknya bisa berubah. Kedua orang tua tersebut akhirnya bertemu dengan Dara Imung, seorang gadis yang hidup sebatang kara dan segera menikahkan Bujakng Ampol dengan gadis tersebut karena keduanyapun saling menyukai. Setelah menikah, sifat Bujakng Ampol tidak berubah. Dara Imung pun terus memberi teguran namun Bujakng Ampol tidak peduli. Saat Dara Imung hamil, ia berharap suaminya berubah namun ternyata justru semakin bertambah parah. Dara Imung dimarahi karena saat Bujakng Ampol pulang, hanya ada nasi di meja dan sama sekali tidak ada sayur. Kehamilan Dara Imungpun semakin besar dan saat menjelang melahirkan, Dara Imung meminta suaminya agar tetap di rumah. Namun permintaan isterinya tersebut tidak digubris. Bujakng Ampol tetap pergi sehingga Dara Imung melahirkan tanpa didampingi suaminya. Ia melakukan proses melahirkan sendirian. Menjelang siang usai melahirkan, Dara Imung memasak sayur, nasi dan lauk pauk. Lauk yang ia masak adalah tembuni anaknya yang telah dipotong-potong. Setelah matang ia menyiapkan semua makanan di meja dan menutupnya dengan tudung saji. Tidak lama kemudian Bujakng Ampol pulang. Ia bertanya lauk apa yang dimasak isterinya dan Dara Imung hanya menjawab agar Bujakng Ampol makan saja dan tidak perlu bertanya. Bujakng Ampol makan dengan lahap. Setelah selesai makan, Dara Imung bertanya apakah makanan tersebut enak dan Bujakng Ampol menjawab jika makanan tersebut enak. Dara Imung pun mengatakan bahwa lauk yang Bujakng Ampol makan adalah tembuni anaknya. Mendengar hal tersebut Bujakng Ampol muntah hingga merinding dan akhirnya tumbuh bulu-bulu halus. Lama-lama bulu tersebut semakin banyak dan bujakng Ampol berubah menjadi seekor burung Kulak/Burung Peruak. Diapun terbang dan berbunyi kulak-kulak.Cerita rakyat ini tidak lagi banyak di kenal anak-anak. Upaya pewarisan dilakukan dengan cara menuturkan kembali cerita rakyat ini dan memasukkannya dalam muatan lokal dengan tetap menggunakan bahasa daerah.