Tujuan dilaksanakan adat ini adalah untuk membuang sial, celaka, dan membersihjan hati yang kotor. Adat ini juga digunakan untuk memanggil semangat orang yang terkejut. Misal, tali ayunan putus, mimpi gigi lepas, rumah atau pondok terbakar, bertengkar dengan orang tua, dan lain-lain yang menyangkut dengan celaka/kesialan. Dengan kata lain masyarakat Desa Tae melakukan adat bekibo ini untuk menata kehidupan rumah tangga dan kehidupan dalam bermasyarakat/sosial.
Adat ini menggunakan satu ekor ayam jantan, Kemudian dilakukan kibo (kaki ayam dipegang hingga sayap ayam mengipas-ngipas, proses ini disertai rapalan) oleh dukun atau orang yang bisa membaca mantra. Setelah itu, ayam di sembelih kemudian darah nya diambil dan dicampur kunyit, minyak 7 tetes, beras 7, air sirih 7 tetes. Sayap ayam diambil untuk di calek di dahi orang yang akan dipanggil semangatnya. Bekibo juga banyak dilaksanakan dalam tata urutan upacara misalnya dalam ganjur atau dalam upacara lainnya. Hingga kini adat ini masih terus dilakukan oleh masyarakat Desa Tae.