A. Deskripsi Singkat
Masyarakat Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki warisan sastra lisan berupa peribahasa, yang dikenal dengan istilah pasikat Mentawai. Khususnya, komunitas di Desa Goiso Oinan, Kecamatan Sipora Utara, mengenal pasikat Mentawai sebagai bentuk ungkapan dalam nasihat dan sindiran. Pasikat Mentawai menggunakan bahasa Mentawai sebagai mediumnya, yang secara langsung terkait dengan ekspresi pikiran, sikap, dan karakter pemakainya. Lebih dari itu, pasikat Mentawai mencerminkan status kehidupan, kebiasaan, sistem kepercayaan, filosofi, serta orientasi budaya dan sosial masyarakat Mentawai.
Penjelasan ini menyoroti bahwa pasikat Mentawai bukan hanya sekadar ungkapan kata-kata, melainkan juga sebuah cerminan dari kearifan lokal. Warisan budaya ini diwarisi secara turun temurun, dan penting untuk dilestarikan oleh pemakainya. Penggunaan istilah "pasikat Mentawai" dalam konteks ini kemudian disamakan dengan istilah "peribahasa Mentawai."
B. Contoh Pasikat dan makna nya
“Kek tuguru ekeu kakeliu bebek oto kau ibailiu ekeu bebek,kek tuguruk ekeu kakeliu kambing oto kau ibailiu ekeu kambing” (Jika masuk ke kandang bebek maka harus jadi bebek, jika masuk ke kandang kambing harus jadi kambing).
Peribahasa ini menggambarkan hikmah pentingnya adaptasi dalam kehidupan sehari-hari. Seperti bebek yang berbaur dengan sesamanya di kandang bebek dan kambing yang menyatu dengan kawannya di kandang kambing, kita juga perlu menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat kita berada. Keterampilan beradaptasi memungkinkan kita meresapi dan menghargai perbedaan, menciptakan hubungan yang harmonis, dan sukses dalam berbagai situasi. Kesanggupan untuk menjadi seperti "mereka" di sekitar kita menandakan kebijaksanaan dan kemampuan bersosialisasi yang kuat, mengukuhkan bahwa keluwesan adalah kunci untuk berkembang dan bersatu dengan beragam aspek kehidupan.
C. Nilai yang terkandung
-
Nilai Sejarah
-
Nilai Sosial
-
Nilai Budaya
D. Makna
-
Makna hubungan dengan alam
-
Makna Historis