Seren Taun
Merupakan puncak acara pada rukun tani, berupa pesta syukuran atas hasil panen yang diterima. Seren Taun memiliki berbagai rangkaian acara didalamnya diantanra :
1. Ngajiwa adalah proses sensus secara adat yang dilakukan setahun sekali berlangsung menjelang seren taun berupa jumlah penduduk yang masih hidup, harta kekayaan (Sawah, kendaraan, ternak). Prosesnya berupa pendataan yang dilakukan oleh lembaga adat dari tiap kampung yang tersebar di semua kampung rendangan kasepuhan baik di wewengkon citorek ataupun di luar wewengkon. para olot dari rendangan tersebut akan membawa data untuk disetorkan dan dicatat ke kasepuhan induk yang berada di citorek timur. proses ini tujuannya untuk melihat sebaran incu putu atau keturunan kasepuhan citorek dimanapun berada beserta jumlahnya. dari proses ngajiwa terakhir (2023) didapati jumlah sebanyak 48.000 jiwa.
2. Balik Taun
Balik taun adalah proses kembalinya para keturunan Kasepuhan Citorek menjelang proses seren taun, di proses ini semua keturunan warga kasepuhan akan pulang kampung ke kasepuhan Citorek. Kegiatan ini adalah proses wajib yang menunjukan sebuah bakti anak cucu kepada leluhur. Pada proses balik taun ini semua warga akan melakukan ziarah ke makam-makam leluhur dan orang tua mereka yang sudah meninggal. Balik taun juga menjadi jembatan untuk mengeratkan kembali ikatan hubungan keluarga keturunan kasepuhan karena berkumpul kembali dengan keluarga yang ada di Citorek.
3. Nganjang/babawaan
Nganjang yaitu satu hari sebelum perayaan seren tahun (sebelum hari H) harus membawa/masrahkeun sebagian hasil bumi kepada kasepuhan. Hasil buminya biasanya apa saja yang mereka punya misal : padi, pisang, ternak dll. Dengan diiringi Goong Gede sambil iring-iringan.
4. Memotong Kerbau
Motong kerbau dilakukan pagi hari dilakukan oleh para sesepuh/kokolot setelah itu daging tersebut yang disebut daging jiwaan dibagikan kepada seluruh masyarakat Citorek / kepada tiap keluarga (susuhunan), semua masyarakat harus dapat bagian walaupun sedikit. Daging Kerbau tersebut dibeli dari iuran masyarakat.
5. Ziarah/ ngembangan
Ziarah ketanah leluhur atau ke karuhun.
6. Rasul serah tahun / syukuran / selametan
Syukuran dilakukan di Citorek Timur di tempat Oyok Didi, biasanya para kasepuhan/kokolot, jaro, panghulu berkumpul sambil makan-makan dan musyawarah.
7. Hajatan/Sunatan
Kebiasaan masyarakat Citorek jika akan mengadakan perayaan sunatan selalu dilakukan sekalian pada saat seren taun, dilakukan setelah selametan/syukuran.
8. Kariyaan/mulangkeun ke kolot
Penutup acara sambil menabuh Goong gede, mereka menyebut acara asup leuweung menta kahirupan maksudnya mulai ke kehidupan rutinitas, masyarakat mulai kerja seperti biasa ada yang pergi kerja ke sawah, lading dan huma.