![](https://sidakerta.kemdikbud.go.id/sdk/assets/attachment/icon/icon3indonesia.jpg)
![](https://sidakerta.kemdikbud.go.id/sdk/assets/attachment/attachment/1702008961_8ad2fcbe0bc9806e8b7e.jpeg)
Sawah tangtu merupakan sawah yang disediakan untuk keluarga Olot atau kepala kasepuhan, siapapun yang menjadi olot maka orang tersebut berhak mendapatkan hak garapan. Proses menggarap sawah tangtu dilakukan secara gotong royong atau gebrugan dalam bahasa lokal. proses dimulainya menggarap sawah tangtu juga menandai mulainya masyarakat kasepuhan bisa menggarap sawah masing-masing. sawah tangtu wajib menggunakan waluku untuk membajak sawah, ia tidak boleh menggunakan traktor. penggarapan sawah tangtu secara gotong royong menunjukkan nilai kekeluargaan di masyarakat kasepuhan, ia juga menjadi bentuk bakti masyarakat kepada kepala kasepuhan atau olot sebagai penghormatan. sehingga, ada kewajiban bagi incu putu - anak cucu atau keturunan kasepuhan untuk terlibat bekerja bergotong royong dalam pengerjaan sawah tangtu.