![](https://sidakerta.kemdikbud.go.id/sdk/assets/attachment/icon/icon3indonesia.jpg)
Cerita rakyat ini berkisah tentang seeko Babo (tikus hutan) yang memakan padi di ladang. Tiba-tiba datang seekor burung Pempekng hinggap di ranting yang berada di ladang. Kemudian burung Pempekng memaki Babo karena telah memakan padi miliknya.
Pempekng : “Heh Babo, mangapa kau makan padi milikku?”
Babo : “Siapa bilang padi ini milikmu?”
Mereka saling tidak mau mengalah hingga akhirnya membuat sumpah apabila padi ini bukan milik salah satu dari mereka, maka ketika salah satu dari mereka melewati ladang itu, ia akan mati. Setelah menyatakan sumpah, mereka pun pergi. Beberapa hari kemudian Babo mencoba untuk melangkah di ladang yang ia akui adalah miliknya. Tetapi, ketika ia melewati ladang itu, ia pun mati. Begitu pula dengan burung Pempekng, ketika ia hinggap di ranting kayu yang ada di ladang itu, ia pun mati. Mereka lupa bahwa ladang itu bukan milik mereka.
Sampai sekarang sumpah mereka masih terjadi di antara keturunan masing-masing. Karena sumpah itu, sekarang burung Pempekng tidak bisa terbang tinggi dan hanya hidup di hutan bawas. Demikian juga dengan Babo hutan, dia tidak bisa menyebrangi jalan. Cerita rakyat ini dahulu diceritakan orang tua kepada anak-anaknya ketika senggang. Kini sudah jarang cerita rakyat ini diceritakan sehingga tidak banyak anak yang mengetahui cerita rakyat ini. Upaya untuk mewariskan cerita rakyat ini sudah dilakukan yaitu dengan mengajarkan cerita rakyat melalui mulok di sekolah