Hematil Laak, di sisi lain, terjadi setelah prosesi Hesimit selesai. Pada saat ini, orang-orang dari komunitas datang berkunjung untuk memberikan dukungan dan mengucapkan selamat atas kelahiran bayi. Mereka membawa kayu api, jagung, atau padi sebagai tanda penghargaan dan dukungan kepada keluarga yang baru bertambah anggota. Bayi dan ibunya berkunjung pada tamu-tamu ini dengan membawa satu helai kain sarung sebagai ungkapan terima kasih atas kunjungan dan dukungan yang telah diberikan. Kedua tradisi ini tidak hanya sebagai upacara formal, tetapi juga merupakan bagian integral dari kehidupan sosial dan budaya suku Abui. Mereka meneguhkan hubungan antara anggota komunitas, serta menghormati peran penting ibu dalam kelahiran dan perawatan bayi baru lahir. Selain itu, tradisi ini juga merupakan cara untuk memperkuat solidaritas dan persaudaraan di dalam komunitas mereka, yang diwariskan dari generasi ke generasi sebagai bagian dari identitas budaya mereka yang kaya dan berharga.